Nilai Sebuah Penghasilan

     Seringkali kita berangan-angan untuk mendapatkan pekerjaan yang cukup mapan setelah kuliah. Namun kenyataannya lebih sulit dari yang kita bayangkan. Untuk mendapatkan pekerjaan saja kita butuh perjuangan yang cukup berat dan persaingan yang cukup ketat. Tidak jarang sebuah lowongan pekerjaan, apa saja, diperebutkan oleh ratusan bahkan ribuan pelamar, dan kita harus mengalahkan mereka untuk mendapatkan pekerjaan tersebut.  

     Untuk itu apabila kita telah seringkali gagal, kita tidak perlu berputus asa. Mungkin lowongan pekerjaan yang kita lamar terlalu tinggi untuk ukuran kemampuan kita. Oleh karena itu jangan ragu untuk mencoba melamar pekerjaan yang lebih rendah derajatnya, walaupun mungkin gajinya tak setinggi pekerjaan yang kita idam-idamkan, mungkin itulah pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan kita. Bisa jadi justru dari situ kita bisa berkembang seiring dengan pengalaman kita. Karena hampir semua orang yang sukses dan bisa bertahan berangkat dari nol, mau belajar dan rela bekerja keras.  

     Mengenai besar kecilnya penghasilan semua tergantung kepada kita bagaimana mengaturnya. Karena biasanya seiring dengan bertambahnya penghasilan, bertambah pula pos pengeluaran. Oleh karena itu nilai sebuah penghasilan tidak diukur dari berapa besar penghasilan yang kita terima tiap bulan, akan tetapi dari berapa banyak bagian penghasilan yang dapat kita simpan (tabung) tiap bulan. Cukup banyak pekerja pabrik yang dapat menyisihkan sebagian penghasilannya tiap bulan walaupun hanya sedikit, namun tidak jarang pula seorang supervisor ataupun manager yang tagihan kartu kreditnya melebihi penghasilan yang dia peroleh setiap bulan.

     Oleh karena itu sangat penting untuk dapat mengatur pengeluaran kita agar tidak melebihi penghasilan yang kita dapatkan. Hal itu dapat kita lakukan antara lain dengan cara mengurangi pos-pos pengeluaran yang tidak perlu, dan melakukan pengeluaran hanya untuk hal-hal yang produktif.

     Serius amat yaks, hwakakak . . .